Mudik Lebaran Dorong Pertumbuhan Perekonomian Daerah

banner

Mudik lebaran bukan sekedar tradisi tahunan tetapi juga momen penting bagi perekonomian daerah. Peran UMKM menjadi krusial dalam menopang ekonomi lokal dengan meningkatnya pemintaan akan kuliner, oleh-oleh, transportasi dan jasa lainnya. Pelonjakan aktivitas ekonomi ini menciptakan peluang besar bagi pelaku usaha kecil sekaligus menjadi tantangan dalam menjaga daya saing dan keberlanjutan usaha.

Mudik lebaran tidak hanya menjadi momen sakral untuk berkumpul bersama keluarga tetapi juga berperan dalam menggerakan perekonomian, terutama daerah-daerah tujuan mudik. Salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi lokal selama musim mudik.

Setiap tahunnya jutaan pemudik membawa serta perputaran uang dalam jumlah besar ke kampung halaman mereka. Pada 2024 Kementerian Perhubungan mencatat jumlah pemudik mencapai 242 juta orang, sementara untuk 2024 Menteri Perhubungan, Dudi Purwagandi mencatat total pemudik mencapai 146,48 juta orang.

Dari sisi ekonomi aktivitas mudik lebaran memiliki dampak signifikan terhadap pergerakan ekonomi masyarakat. Tahun lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat perputaran uang di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mencapai Rp369,8 triliun. Angka tersebut meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Lonjakan ini didorong oleh tingginya pergerakan masyarakat selama libur lebaran termasuk belanja oleh-oleh, konsumsi kuliner, transaksi di pasar tradisional serta meningkatnya penginapan, destinasi wisata dan transportasi lokal. Namun, lebih dari sekedar perputaran uang, mudik juga menciptakan efek domino yang menghidupkan ekonomi daerah. UMKM berperan sebagai motor utama dalam menyerap manfaat dari lonjakan aktivitas ekonomi ini. Pelaku usaha di sektor kuliner, kerajinan tangan, penginapan hingga transportasi lokal mengalami peningkatan omset yang signifikan selama periode lebaran. Tidak hanya itu UMKM juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi lokal dengan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, meningkatkan produksi barang dan jasa serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah terhadap fluktuasi ekonomi nasional. Redistribusi ekonomi dari kota besar ke daerah selama mudik juga memungkinkan para pelaku UMKM untuk berkembang dan memperluas pasar mereka.[Sumber: IDX Channel].

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menggelar program mudik bersama untuk mendukung masyarakat kembali ke kampung halaman pada Idul Fitri 1446 Hijriah. Tahun ini, BSI memberangkatkan 1.019 pemudik dengan berbagai moda transportasi, termasuk fasilitas khusus bagi 379 pemudik dengan kebutuhan khusus atau disabilitas.

Para pemudik diberangkatkan menggunakan 18 armada bus, 280 kursi kereta api, dan 9 kursi pesawat. Khusus bagi penyandang disabilitas, BSI menyediakan 3 bus khusus yang telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Adapun kota tujuan mudik meliputi Yogyakarta, Wonogiri, Surabaya, Madiun, Jombang, Malang, dan Palembang.

Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta menegaskan bahwa program mudik ini merupakan bagian dari rangkaian Ramadan Jadi Mudah, yang menjadi agenda utama BSI selama bulan suci. Program ini juga merupakan bentuk implementasi semangat BSI sebagai Sahabat Sosial yang didukung oleh nasabah melalui donasi.

BSI ingin menjadi bagian dari kisah pemudik yang memburu momen Lebaran di kampung halaman bersama keluarga tercinta. Serta berharap para pemudik dapat mudik dengan tenang, aman, nyaman, dan lancar untuk merayakan momen Hari Raya di tempat tujuan.